Asal Usul Ayam Cemani
AYAMMESUJI.COM - Ayam Cemani adalah salah satu jenis ayam hias yang berasal dari Indonesia. Uniknya, seluruh bagian tubuh dari ayam cemani ini berwarna hitam legam, termasuk mata, kuku, tulang,
daging, jengger, bahkan lidahnya. Karena keunikan yang dimilikinya itulah ayam cemani dianggap memiliki aura mistis sehingga kerap dijadikan pelengkap sesaji/sajen dalam dunia perdukunan.
Biasanya ayam cemani dibagi menjadi tiga
fungsi mistis yaitu cemani widitra, cemani warastratama, dan cemani
kaikayi, yaitu untuk penolak bala, sihir, hingga untuk upacara adat.
Meskipun hampir seluruh organ dan fisiknya berwarna hitam, namun darah ayam cemani atau ayam kedu, atau disebut juga ayam selasih (Gallus gallus domesticus) tetap berwarna merah hingga merah tua.
![]() |
Ayam Cemani. Gambar: Google image |
Asal Muasal Ayam Cemani
Ayam cemani yang dalam bahasa sansekerta berarti ayam hitam, konon merupakan ayam hutan hijau dan ayam kampung biasa yang bermutasi gen.
Sebenarnya, tidak semua ayam kedu berwarna hitam. Setidaknya ada empat jenis:
Pertama, ayam kedu hitam, yang seluruh tubuhnya hitam, tapi jengger dan kloaka-nya (posterior) berwarna kemerahan.
Kedua ayam cemani, yang seluruh tubuhnya hitam legam termasuk kuku, posterior, jengger.
Ketiga, ayam kedu putih, yang seperti ayam kampung tapi warna bulunya putih, dan
Keempat, ayam kedu merah, yang berbulu hitam namun berjengger
merah.
Ayam cemani berasal dari Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dan sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Konon, ayam cemani pertama kali dikembangbiakan oleh Ki Ageng Mangkuhan pada masa Kerajaan Majapahit. Namun, saat itu ayam hitam milik Ki Ageng Mangkuhan paruhnya berwarna putih, jadi ayam tersebut tidak berwarna hitam sempurna.
Adapun alasan Ki Ageng Mangkuhan membudidayakan ayam ini karena dianggap manjur sebagai obat daya tahan tubuh dan sebagai pelengkap ritual.
Pada suatu hari, Ki Ageng Mangkuhan sedang semedi di sebuah makam keramat. Lalu Ki Ageng Mangkuhan mendapat wangsit untuk mengobati penyakit putra semata wayang Panembahan Hargo Pikukuh yang bernama Lintang Katon menggunakan ayam hitam miliknya. Entah bagaimana cara mengobatinya, ternyata penyakit Lintang Katon berhasil disembuhkan. Sejak saat itulah ayam hitam tersebut dijadikan lambang kesembuhan.
Setelah berhasil mengobati, ayam hitam tersebut dikawinkan dengan ayam berwarna hitam lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelestariannya dan bisa digunakan untuk mengobati penyakit di masa mendatang. Dari hasil perkawinan tersebut, ayam yang menetas justru berwarna hitam legam dengan sempurna. Oleh karena itu ayam tersebut diberi nama ayam cemani, yang diambil dari bahasa sansekerta yang artinya hitam legam.
Menurut Peneliti, kondisi ayam cemani yang seluruh tubuh hingga
organnya berwarna hitam disebut fibromelanosis atau mutasi yang terjadi
pada ayam domestik. Dilansir dari Kompas, Leif Andersson mengungkapkan, jika jejak mutasi dari ayam
cemani tersebut berasal dari seekor burung yang mungkin hidup ratusan
atau bahkan ribuan tahun yang lalu.
"Kami memiliki bukti jika itu
adalah penataan ulang yang rumit dalam genom. Mutasi yang mendasari
fibromelanosis sangat aneh, jadi kami yakin itu hanya terjadi sekali,"
kata ahli genetika dari Uppsala University, Swedia itu.
Umumnya,
vertebrata memiliki gen yang dikenal sebagai endothelin 3 atau EDN-3
yang mengontrol warna kulit. Saat ayam yang lainnya berkembang, sel-sel
tertentu yang terdapat di bagian tubuh, seperti kulit atau bulu,
mendorong munculnya EDN-3. Hal itu memicu adanya perpindahan
melanoblas atau sel-sel yang terus menciptakan warna. Sementara pada
ayam cemani, hampir semua sel tubuh ayam memunculkan EDN-3, yang pada
akhirnya, mutasi ini menciptakan 10 kali lipat melanoblas hingga ke
organ ayam.
"Apabila EDN-3 muncul terlalu banyak dan di tempat yang
salah, maka sel-sel pigmen bermigrasi ke tempat yang tidak sesuai pula," ujarnya.
Untungnya, mutasi yang terjadi pada ayam cemani tidak
memiliki efek buruk. Justru sebaliknya, warna gelap tersebut membuat ayam
ini lebih berharga bagi kebanyakan orang.
Meski para
peneliti mulai memahami apa yang menjadi penyebab ayam cemani berwarna
hitam, namun sejarah mengenai ras ayam ini sampai sekarang masih menjadi misteri.
Ada
yang berpendapat jika referensi pertama munculnya ayam hitam
ini berasal dari Marco Polo. Pada 1928, Marco Polo bepergian ke Asia dan
menulis mengenai jenis ayam yang berwarna hitam. Dari situlah, Leif Andersson
juga berhipotesis jika jenis ayam hitam kemungkinan besar menyebar ke seluruh
dunia karena dibawa oleh para pelaut. Salah satu ras ayam berwarna hitam
yang ditemukan di belahan Bumi lain yaitu Svarthöna di Swedia.
Selain
di Swedia, ayam jenis ini juga bisa ditemukan di India dan dikenal
sebagai ayam kadanath atau ayam kalimasi. Berbeda dengan ayam cemani,
ayam kadanath justru dikonsumsi oleh masyarakat di India karena
kandungan proteinnya yang sangat tinggi dan rendah lemak serta kolesterolnya. Peneliti menyebut, daging ayam kadanath unik dan kaya rasa.
Ayam berwarna hitam juga ditemukan dan dibudidayakan di Florida, Amerika Serikat,
tepatnya di Greenfire Farm. Harga ayam cemani di Amerika Serikat berkisar USD199
hingga USD400 atau sekitar Rp2,8 juta hingga Rp6 juta per ekor. Sama
dengan di India, ayam cemani di AS juga sering dijadikan hidangan karena keunikan
rasanya.
Meski dibudidayakan, jumlah ayam cemani di seluruh dunia (kecuali Indonesia) diketahui hanya sekitar 3.500 ekor. Jumlah ini tidak bisa bertambah, karena ayam cemani hanya bisa bertelur sekitar 60-80 butir per tahun. Berbeda dengan ayam kampung lainnya yang mampu hingga 230 butir per tahun.
Selain itu, penyebab berkurangnya populasi ayam cemani juga disebabkan karena sedikitnya yang beternak dan terlalu banyak yang membunuhnya entah digunakan untuk sesajen, tumbal, ritual-ritual dan lainnya.
Harga Ayam Cemani
Sama seperti di luar negeri, ayam cemani di Indonesia juga memiliki harga yang cukup fantastis dibanding ayam kampung biasa. Sepasang anakan ayam cemani saat ini harganya mencapai Rp500.000 - Rp750.000, sedangkan sepasang indukan cemani harganya antara satu juta hingga belasan juta rupiah. Harga tersebut sebenarnya tidak terlalu mahal dibanding pada 1997 hingga 2010. Saat itu harga indukan mencapai Rp25-40 juta dan anakan mencapai Rp125.000-Rp550.000. Sedangkan telurnya dihargai Rp80.000-100.000 per butir.
Mengapa Harga Ayam Cemani Sangat Mahal?
Hal ini disebabkan karena populasi ayam cemani yang sedikit alias langka. Seperti diketahui ayam cemani hanya mampu bertelur sekitar 60-80 butir saja dalam setahun. Selain itu, ayam cemani termasuk ayam yang boros dalam pakan sehingga peternak akan menderita kerugian jika dijual dengan harga sama seperti ayam kampung biasa. Ayam cemani juga sering dikait-kaitkan dengan hal-hal mistis dan perdukunan, mungkin karena takut terjerumus pada kesyirikan umumnya peternak enggan untuk membudidayakannya. Serta adanya keyakinan ditengah-tengah masyarakat bahwa ayam cemani tidak bisa dipelihara oleh sembarang orang, jika tidak cocok justru akan membawa sial bagi pemiliknya. Tentu saja hal ini tidak benar alias mitos belaka.
Mengapa Telur Ayam Cemani Berwarna Putih Tidak Hitam?
Seperti yang sudah AyamMesuji.com uraiakan di atas, secara ilmiah warna hitam pada ayam cemani terjadi akibat dari bermutasinya gen 'endothelian-3' (EDN-3). Gen inilah yang membuat lapisan sel epidermis di seluruh bagian tubuh ayam cemani menghasilkan pigmen hitam yang dominan. Ayam cemani menghasilkan EDN-3 dengan jumlah 10 kali dari ayam pada umumnya. Hal inilah yang menjadikannya hitam legam.
Namun anehnya, mengapa telur ayam cemani tetap berwarna putih seperti telur ayam kampung pada umumnya? Ketika diteliti lebih lanjut dengan cara melihat bagian dalamnya pun tetap sama dengan telur ayam pada umumnya. Warna hitam baru muncul setelah embrio ayam cemani muncul.
Menurut penelitian warna telur putih disebabkan karena proses fibromelanosis yang terjadi pada sel ayam dan tidak menular ke cangkang telur. Hal ini disebabkan cangkang telur terdiri dari kristal kalsium karbonat yang pada dasarnya sama di semua jenis ayam.
Warna Darah Ayam Cemani
Berkembang mengenai warna darah ayam cemani yang juga disebut hitam. Hal itu hanya mitos, karena sebenarnya warna darah ayam cemani adalah merah tua, sama dengan warna darah ayam pada umumnya.
Cara Merawat Ayam Cemani
Cara merawat ayam cemani cukup mudah, sama seperti merawat ayam-ayam pada umumnya. Ketika masih DOC atau anakan, diberi pakan ayam seperti biasa yaitu kosentrat murni. Ketika sudah memasuki usia tiga minggu lebih, barulah pakan ayam cemani bisa dicampur dengan pakan tambahan seperti dedak, jagung giling, dan lain-lain.
Fakta-Fakta Ayam Cemani yang Sering Dikaitkan dengan Hal Mistis
Di Indonesia, ayam cemani populer sebagai pelengkap sesajen untuk melakukan sebuah ritual. Masyarakat lokal penganut aliran leluhur meyakini, ayam cemani dapat menghindarkan dari makhluk halus.
Setidaknya ada 4 fakta menarik ayam cemani, berikut diantaranya:
1. Ayam cemani seluruh tubuhnya berwarna hitam
Ayam cemani dikenal dengan warna seluruh tubuhnya yang berwarna hitam. Mulai dari bulu, lidah, kulit hingga dagingnya. Namun tidak dengan darahnya. Darah ayam cemani tetaplah sama seperti darah pada umumnya, yakni merah tua. Warna hitam itu dihasilkan karena bermutasinya gen endothelien-3(EDN-3). Gen tersebutlah yang membuat sel epidermis di seluruh bagian tubuh sehingga menghasilkan pigmen hitam yang dominan. Menurut penelitian, ayam cemani bisa memproduksi EDN-3 sebanyak 10 kali. Sederhananya, proses tersebut adalah hasil dari mutasi genetik yang menyebabkan kondisi fibromelanosis atau hiperpigmentasi kulit. Meski seluruh badan ayam cemani hitam, tetapi telur dan darahnya tidak. Warna telur ayam cemani sama seperti telur ayam pada umumnya, yaitu berwarna krem atau putih tulang. Hal itu disebabkan karena proses mutasi fibromelanosis yang terjadi pada sel ayam cemani tidak menular pada cangkang. Mengingat cangkang telur terdiri dari kristal kalsium karbonat yang pada dasarnya sama di hampir semua jenis ayam. Warna hitam akan muncul setelah embrio ayam cemani muncul.
2. Ayam cemani berasal dari Kedu
Jenis ayam ini berasal dari Desa/Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah.
3. Ayam cemani sudah ada sejak zaman Majapahit
Menurut ahli sejarah, ayam cemani ini sudah ada sejak masa kerajaan Majapahit. Pada abad ke-15, ayam cemani pertama kali dimiliki oleh seseorang bernama Ki Ageng Mangkuhan. Saat itu ia mendapat perintah untuk mengobati anak pejabat Lintang Katon. Ia pun mengobatinya dengan ayam cemani. Tak disangka, penyakit anak pejabat tersebut sembuh. Dan sejak itulah ayam cemani dipercayai sebagai lambang kesembuhan.
4. Nama atau sebutan 'cemani' diambil dari bahasa Sansekerta
Kata Cemani sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya 'hitam legam'.
Nah itulah informasi mengenai asal usul ayam cemani. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita!
Post a Comment for "Asal Usul Ayam Cemani"